sajak pilihan untuk ksatria berpena
Ketika aku tulis kembali syair ini, rasa yang dulu itu bertubi-tubi kembali menerobos hati.. Ah,, kenapa malam dulu indah sekali? --- syair sepotong rembulan III Hai, suara jiwa yang sahut menyahut, melantunkan gurindam satu derita.. Satu irama memagut risau, mencumbu siksa.. Ahh.. Semakin dalam malamku.. ---