cerpen ku
Pelangi di langit
Sastra
Selasa, 18 Agustus 2009
Kampus itu dipenuhi dengan mahasiswa baru untuk tahun ajaran 2009-2010. Mahasiswa-mahasiswa tersebut baru saja merasakan kemenangan setelah lulus test masuk perguruan tinggi negeri dan menjadi bagian dari kampus tersebut. Kampus sastra USU.
Satrio adalah salah satu mahasiswa yang merasa dirinya kurang beruntung karena tercampak ke pilihan kedua dalam SNMPTN yaitu
Hari ini adalah hari kuliah pertamanya setelah OSPEK, dengan kepala gundul ia lebih terlihat culun berjalan dengan penampilan seadanya, karena ia bukanlah mahasiswa yang mampu membeli kemeja Nevada dan celana merek-merek luar negeri yang terkenal yang biasa digemari oleh anak muda sekarang khususnya kalangan kampus. Yang ia kenakan hanya kemeja yang entah merek apa dan celana panjang tak bermerek. Seperti biasa dosen-dosen yang mengajar disastra adalah dosen yang cukup fair dan santai. Hari pertama kuliah biasanya tidak ada dosen yang masuk. Begitu hingga seminggu sudah ia berada di sastra. Dosen yang masuk ke kelas hanya sekedar masuk memperkenalkan diri kemudian mendiskusikan topic-topik ringan.
Senin, 24 Agustus 2009
Satrio melangkah cepat menuju
Kembali ke SAtrio, pemuda ini sebenarnya cukup cakep, dengan kulit sawo matang dia juga bisa termasuk cowok
“ Ooo… jadi ini pacar kamu sekarang? Ini pengganti aku?” ucapnya sinis, menunjukkan dia itu seorang pria berperangai buruk. Sementara Satrio gelagapan karena dituduh begitu.
“ Iya..!! Emang kenapa? Apa urusanmu?” Jawab si gadis ketus.
Satrio jadi tambah gelagapan tak menentu. Wajahnya terlihat semakin bingung, tapi ia tetap bungkam. Bagaimanapun juga ia tak bisa membohongi hatinya yang gembira luar biasa karena disebut sebagai pacar gadis itu.
“Serius kamu.. kamu.. apa..?” cowok parlente tadi pun jadi gelagapan juga tak menyangka.
“udah sayang, jangan dipeduliin ne orang sinting.” Ucap gadis itu memegang tangan Satrio. Satrio jadi semakin tak menentu, dia blank. Seketika itu cowok parlente itu menggebrak meja tanda tak terima, kemudian pergi dengan amarah dihatinya. Sepeninggal cowok itu, gadis itu melepas tangan satrio dan terdiam. Air mata mulai mengambang di matanya. Satrio ingin berkata-kata namun gadis itu keburu pergi. Hatinya kosong.
Selasa, 25 Agustus 2009.
Satrio sedang berada di kelas dengan mata kuliahnya. Ia yang tadinya tekun menyimak dosen yang ada di depan jadi melongok keluar karena “pacarnya” yang kemaren ada dikantin itu melintas tepat ketika ia menoleh ke jendela, namun wajahnya tetap datar. Entah kenapa Satrio jadi ingin tahu lebih jauh mengenai gadis itu. Selidik punya selidik ternyata gadis itu anak
“Ternyata kalo diperatiin ne cewek
Komentar