Air terjun Dua Warna


Menapaki Dua Warna

Jumat, 9 mei 2008

Tim GEMAPALA merencanakan sebuah perjalanan yang sebenarnya entah mau kemana. Segala perencanaan pun di lakukan seadanya dan semampunya. Janji start perjalanan jam 2 siang, ternyata melorot sampe jam 4, gak jauh-jauh amat la melorotnya.

Ada isu-isu tim mau nembus Dua Warna, namun sebagian anggota tim menentang isu itu tersebut dikarenakan masalah waktu yang melorot tadi. Sekalian untuk menghindari perjalanan malam.

Akhirnya tim yang terdiri atas 7 orang ini memutuskan untuk nge-camp di dapur Sibolangit saja. Sekitar pukul 19.00 tim tiba di dapur dan mulai mendirikan tenda serta bongkar-bongkar carrier. Ternyata tim cukup hebat dengan berani men-survive-kan diri dengan tidak membawa kompor minyak. (astaga..)

Bermodalkan kompor gas tim pun mulai memasak (eitt.. jangan kira kompor gas sangat membantu, karena gas yang dibawa juga terbatas) sehingga prinsip super hemat pun mau tak mau harus diterapkan, kalau tidak mau makan logistic mentah, sebab butuh perjuangan juga untuk menghidupkan api dalam hutan yang lembab seperti itu.

Walaupun begitu, tim tetap dalam keadaan happy, namun begitu tetap ada yang kurang karena tak seorangpun yang membawa alat hiburan, jadi malam itu tersa sepi karena tenda hanya di penuhi suara- suara dengkuran. (sepi..??)

Sabtu 10 mei 2008

Hari kedua perjalanan. Aktivitas yang dilakukan biasa-biasa saja. Ada yang memasak, packing, ada yang poto-poto (gilpot amat sih tu orang..)

Dan akhirnya tim pun kembali dibingungkan dengan pertanyaan kemanakah tujuan selanjutnya, apakah ke dua warna atau.... sementara senior-senior yang lain kabarnya ada yang mau nyusul.

Berdebat adalah solbi (soal biasa ) bagi kami bahkan berdebat adalah olahraga pilihan pagi itu sekalian mencari keputusan kemanakah kita selanjutnya. Setelah puas berdebat ini-itu dari masalah waktu, jarak, kecepatan hingga sembako pun dibahas, akhirnya tim memutuskan untuk pergi ke Dua Warna juga. Kata orang Dua Warna itu nama air terjun yang sangat indah yang terletak di belakang Sibolangit.

Meninggalkan dapur sekitar pukul 9.30, tim bersiap untuk mengadakan perjalanan yang bisa dikatakan sedikit berat. Sedikit? Tim juga belum tahu bagaimana medan yang akan dilalui. Bahkan jalan menuju kesana saja masih jadi misteri alias gak ada satupun anggota yang tahu kecuali Mr. Topo ranger kita yang selalu percaya diri, kuat iman, tangguh, pantang menyerah, berfikir logistik...eh salah..salah logis maksudnya, (sory ya Po..) ya intinya gitu deh, kita punya ranger satu biji yang merupakan juru kunci yang bakalan memandu kita menuju Dua Warna.

Kesasar? Mana mungkin..!! secara kita tu kan Mapala yang baik lagi pula kita punya ranger yang tangguh, kuat iman, percaya diri, berfikir logistik.. alah.. keterusan.. Tapi kalau salah jalan sih sering, he he he.. Ya kan cuma salah jalan waktu nyari pintu rimba kok.

Medan menuju dua warna itu ternyata gak begitu terjal, hanya saja jauuuuhh dan panjang.. Yah lumayanlah untuk kelas-kelas Mapala (alah..sombong!!). yang pasti cukup menantang dan melelahkan, sepanjang perjalanan yang terlihat adalah pohon-pohon dan jurang-jurang terjal.

Setelah penuh perjuangan menapaki hutan, trekking, menyeruak belukar, ”.........mendaki gunung lewati lembah..sungai mengalir indah ke samudra...” lagu ost Ninja Hatori itulah yang mampu kami dendangkan sepanjang perjalanan dan juga membawa kami ke pintu rimba Dua Warna. Setibanya di pintu rimba, sebagian anggota istirahat melepas lelah, sebagian lagi melanjutkan perjalanan mencari lapak/tempat yang cocok untuk mendirikan tenda. Cukup keren kok pemandangannya, sayangnya kita gak sempat ngambil foto karena kata ranger kita mengatakan harus hemat-hemat batre.. huh.. sebel.

Lalu kami pun kembali melanjutkan perjalanan, kali ini kami gak melalui hutan lagi melainkan melompat-lompat kayak Avatar dari batu ke batu. Berkali-kali anggota terpeleset, terjatuh, terbanting, dan terjerembab, bukan karena senyuman seorang bidadari melainkan karna batunya licin. Tapi itu tak sebanding dengan keajaiban alam yang akan segera kami temui. Tiba di tempat, mata kami pun tak bisa lepas dari air terjun setinggi sekitar 20 meter dan sungai biru yang mengalir dibawahnya. Kami seperti terpaku sejenak memandangnya. Tak sadar tenyata kami belum makan, namun melihat pemandangan yang demikian menakjubakan rasa lapar itu lenyap, begitu juga letih, lelah, capek, pegel-pegel, ngantuk seolah terbayar setelah kami tiba surga ini.

Tindakan selanjutnya adalah jepret sana jepret sini alias foto-foto.

Tempat kita nge-camp tu dipinggir sungai, dekat banget sama air terjunnya, jadi suaranya kayak membadai gitu apalagi malam-malam. Malam ini sama aja dengan malam sebelumnya. Tidak ada acara lain selain istirahat. Eh ada deng.. foto-foto boook.. wajuib tuh, walaupun dalam tenda itu gelap tapi blitz kamera kita masih berfungsi kok, ne buktinya... he he he jangan sirik loo...

Minggu, 11 mei 2008

Hari ketiga. Hari ini tim seolah-olah mendapat kembali tenaga yang terkuras selama perjalanan. Secara tidurnya pada nyenyak dan pada bangun siang semua ditambah lagi suasananya yang 100% nature gitu...

Jadi sekitar pukul 9.30 tim mulai melakukan packing, siap-siap untuk balek ke Medan. Actually kita gak pengen pulang kalau gak mengingat beban-beban akademik yang telah menunggu, mau gak mau kita harus ninggalin Dua Warna juga. Lain kali kita kesana lagi kok..

Nyampe Medan pukul 20.00. Itu udah temasuk waktu tambahan karna kita kesasar lagi.(he he he.)Dan akhirnya keluar dari daerah Batu Belah setelah menerapkan opsi susur sungai. Tapi kita yakin bahwa kita gak jera kesana. Doakan aja, kalau ada waktu kita akan kesana lagi deh..^_^

Komentar

angel three mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Sajak Luka mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Sajak Luka mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan…
cayooo
angel 3
posting-posting terusss...

Postingan populer dari blog ini

Obat Trigoxin dan Review "Run" (2020)

Review Film: Bahubali, Klasik tapi Asik

Review Film "Share (2019)": Perjuangan yang Keliru