Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Air Mata Gusti

Gambar
Senja turun, babak baru sebuah malam akan segera dimulai. Gemuruh dari awan-awan kelam mencipratkan kilatan cahaya di dalamnya. Gusti berjalan kelu. Kakinya gontai, bukan oleh badai. Hatinya sakit. Sakit sekali, sepertinya ribuan kecewa menyengat perasaannya. Sedih, luar biasa sedihnya hingga nafasnya tersengal-sengal. Gusti berteriak-teriak kepada langit kepada siapa saja yang melintas dan dengan pandangan heran menatapnya. Namun sedih dan sakit hati itu tidak kunjung hilang. Justru kesedihan itu terasa mencabik-cabik jiwanya hingga menjadi kepingan. Rasanya tidak tergambarkan. Ia bingung, bingung sekali. Kesedihan itu menjadi-jadi. Ia meraung-raung, berteriak agar sakit itu hilang. Beberapa orang mencoba menolongnya, menanyakan kenapa. Dan mencoba menawarkan sejumlah solusi. "Aku sedih, aku sakit, sakit sekali hatiku. Aku betul-betul sediiih," raung Gusti. "Kamu coba berhenti teriak, tenangkan dirimu, rileks, dan cerita pada kami," saran seor

Malaikat Bersayap Pedang I

Gambar
Pasir, angin, karang, ombak, langit putih. "Kau, kau menginjakkan kaki di sini?!" "Kenapa?" "Bukankah katamu tempat ini sudah kau kutuk," "Ya, kenapa?" "Karena kau Malaikat, bukan lantas kau bisa suka-suka melanggar kutukan kan ?" "Aku tidak melanggar kutukan manapun," "Lalu kenapa kau ke sini?," "Lantas apa yang membawamu bertanya kenapa aku di sini. Bukankan kaupun bagian dari kutukanku," "Hahahha.. Apa maksudmu?" "Ya, tempat ini terkutuk karena janjimu. Janjimu pada tempat ini. Janji yang kau tanam di bawah bumi tempat ini," "Itu kan hanya janji, tidak mungkin itu penyebab lahirnya kutukan, kau terlalu berlebihan," "Yah, itu tidak akan menjadi kutukan bila janji itu tak kau tambal dengan janji dengan lain, yang mungkin kau tanam lagi di bawah bumi tempat ini," "Lalu kenapa? Kenapa kalau aku menanam banyak

Mayat

Gambar
Langkah pria itu mantap dengan semua senyuman di wajahnya. Aku bisa menundukkan dunia. Kau, kau, dan kau, cuma ilusi yang bermimpi menjatuhkanku. Girang pria itu jelas kelihatan hingga tawa dalam hatinya kedengaran. Ia tetap melangkah, melewati tubuh mati para korbannya. Di antara tumpukan mayat-mayat kaku, beku. Satu wajah, kusam, lusuh tanpa warna, memandang kosong dalam matinya. "Kenapa matamu tidak mati juga?" Sang pria risih. Ia mengambil pisau dan mencongkel mata si mati. Kedua bola mata itu menggelundung ke selokan busuk. Pria tidak peduli. Kini si mati tak memiliki mata lagi. Wajahnya kusam dan lusuh dengan mata bolong. Pandangannya semakin kosong. Kali ini beserta raut wajah menghakimi. Pria berang. Ia tidak ingin melihat raut itu pada wajah si mati. "Kalau mati ya mati saja. Kenapa kamu masih pongah wahai raga yang mati. Ketahuilah, kau akan segera membusuk dilumat tanah," Wajah si mati tanpa mata terlihat tersenyum. Puas.

Sajak Sepotong Rembulan (Final Part)

Gambar
Rembulan masih menggelantung Di pucuk langit kelam tanpa ujung Dalam tenggelam, masih kuhirup dahagamu di remah-remah malam.. Takkan lagi kata meski purnama menyala, meski mega penuh warna, meski langit tumpah, dan bersimpuh ke dasar lautan. Sebab sajak tak lagi bermuara, Suluh tak jadi pelita, Bahkan berjuta mawar yang kusuguhkan mengambang kehilangan warna. Ah, biar saja begitu adanya.. Hanya Engkau, duhai sang penguasa jiwa, sang pengukir senja, Hanya padaMu hati berhenti meronta, Bawa, bawalah kemana Engkau suka... ~Angel

Lirik Pilihan dek Angel

Gambar
"I Will Survive" At first I was afraid. I was petrified. I kept thinking I could never live Without you by my side. But then I spent so many nights Just thinking how you'd done me wrong. I grew strong. I learned how to get along.  And so you're back from outer space. I just walked in to find you here Without that look upon your face. I should have changed my fucking lock. I would have made you leave your key If I'd have known for just one second You'd be back to bother me.  Oh now go. Walk out the door. Just turn around now. You're not welcome anymore. Weren't you the one Who tried to break me with desire? Did you think I'd crumble? Did you think I'd lay down and die? Oh not I.  I will survive. As long as I know how to love I know I'll be alive. I've got all my life to live. I've got all my love to give. I will survive. I will survive.  It took all the str

Monster Yang Tak Diinginkan

Gambar
Anda tahu seperti apa rasanya menjadi monster? Anda pernah merasakan menjadi orang yang tidak diinginkan bahkan oleh orang terdekat sekalipun? Ya, mungkin rasanya anda akan lompat ke jurang untuk sekedar protes ke Tuhan kenapa anda tidak diterima, kenapa mereka menolak anda. Pernahkah anda membayangkan ketika orang yang begitu peduli kepada anda bahkan akan mengingatkan untuk kekeliruan terkecil sekalipun malah menjadi orang yang paling tidak menginginkan anda? Persetan dengan semua masalah anda dan apa yang terjadi pada anda? Ketika anda berharap akan bisa melengkapi kehidupannya dan meskipun secara tidak sempurna anda telah berniat mendedikasikan hidup anda untuknya dan orang-orang yang dicintainya ia ternyata tidak memperhitungkan kehadiran anda? Menjauhi dan menyakiti anda perlahan seolah ia tidak menyadarinya, bahkan anda tahu persis dia bukanlah orang seperti itu. Anda dalam bahaya. Anda pernah mengerti ketulusan? Seandainya orang yang anda cintai dengan tulus malah tidak m

Doa

Aku mendengar Aku melihat, merasa dan meraba.. Lalu, aku tepekur mendengus tiada henti.. Menampik..