Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

Sekolah Alam : Sedikit Keinginan, Secuil Cita-cita (part I)

Dilatarbelakangi oleh fenomena kerusakan alam dan maraknya pencetakan generasi hedon yang telah mendunia, ingin rasanya mewujudkan sebuah keinginan kecil yang belum terpikirkan bagaimana caranya. Yaitu sebuah cita-cita mendirikan sebuah sekolah alam. Selama ini sudah ada beberapa sekolah seperti itu di Jawa, tapi mungkin tidak banyak dan kalaupun ada sekolah itu bukan institusi resmi yang diakui dan terakreditasi. Itu adalah sebuah bentuk institusi resmi yang terdaftar seperti sekolah-sekolah resmi lainnya. Dengan mata pelajaran standar dan kegiatan yang sama. Namun secara kurikulum mungkin berbeda, sebab ada kurikulum wajib yang ditambahkan yaitu pelajaran-pelajaran yang berkaitan dengan cinta alam. Termasuk prinsip konservasi, mencintai hutan, melestarikan pohon, menyelamatkan satwa langka, dan kampanye sadar lingkungan. Jadi,, ah.. non formal aja la ceritanya ya.. Jadi, sekolah ini diperuntukkan untuk meminimalisir pencetakan generasi hedon yang sempat saya sebutkan di postingan seb

Pencinta Alam: Kaum Idealis Palsu

Alam merupakan anugerah yang luar biasa dari Tuhan, dan tanpa bertanya lagi memang sudah kewajiban kita untuk menjaganya. Alam adalah penyumbang terbesar dalam kelangsungan hidup manusia sedang manusia adalah penyumbang terbesar dalam kerusakannya. Manusia modern sepertinya kini tidak ingin lagi pusing memikirkan solusi untuk itu. Sifat konsumerisme manusia yang tidak terbatas membuat rasa tanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan itu hilang begitu saja bahkan dianggap tidak pernah ada. Padahal telah sekian banyak lembaga-lembaga yang bersuara lewat berbagai media untuk menjeritkan pelestarian lingkungan, namun telinga-telinga itu seolah-olah tidak mendengar apa-apa. Fenomena dan problematika pelestarian alam pun menjadi kian rumit setelah munculnya lembaga-lembaga mengatasnamakan penggiat alam yang ternyata berprinsip lain. Prinsip lain itu tak lain adalah proyek dan uang. Anda mungkin pernah mendengar atau melihat di media kegiatan-kegiatan berbau pelestarian alam seperti  penana

Sajak Rasa

Telah kau tuliskan bait-bait ajaib pada sejumlah lembaran malam ketika sunyi meradang Sudah kau puisikan semacam mantra berhembus membelit raga pada beberapa masa disana Lalu aku harus apa? Disini beribu tanya menikam menghujam, kala rindu tanpa henti menerjang menjelma, bagai tenung tiada berkesudahan Namun aku bisa apa? Hatimu masihlah hatimu, dan aku tak cukup indah untuk merengkuhnya hanya kelancangan, yang tak juga mungkin untuk mendekapnya Aku tahu sebesit rasa itu ada disana namun aku bisa apa? Medan, 20 Januari 2013 "kepada rasa yang tiada henti mengundang rana"

Pulau Pandang: Cerita Akhir Tahun yang Wow!

Gambar
J adi ceritanya, di postingan sebelumnya saya menyebutkan kalau liburan akhir tahun bakal gagal total kan ya?? Ternyata tidak loh, hehe.. Finally I had an unpredicted holiday! Bersama seorang abang-abang yang kemudian akan kami sebut sebagai guide dadakan, kami merencanakan sebuah liburan ke sebuah lokasi wisata yang bernama Pulau Pandang. Pulau pandang ini terletak di sebelah utara Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.  Kabar yang kami dengar sebelumnya pulau Pandang itu adalah sebuah surga terpencil dengan panorama yang WOW. Jadi, kami dengan setengah memaksakan diri memutuskan untuk mengumpulkan kawan-kawan dan berangkat kesana. abang guide  Tanggal 30 malam pukul 8, kami mulai membicarakan teknis liburan aneh ini, mulai dari persiapan perencanaan dana, memikirkan waktu, berdebat soal peralatan sampai kepada mengumpulkan koloni masing-masing. Dan setelah beberapa jam berdiskusi, berdebat, ber-ragu-ragu, bertampar-menampar, akhirnya terkumpullah sekitar tujuh orang (bac