Sajak Rasa

Telah kau tuliskan bait-bait ajaib
pada sejumlah lembaran malam
ketika sunyi meradang

Sudah kau puisikan semacam mantra
berhembus membelit raga
pada beberapa masa disana
Lalu aku harus apa?

Disini beribu tanya menikam
menghujam, kala rindu tanpa henti menerjang
menjelma, bagai tenung tiada berkesudahan
Namun aku bisa apa?

Hatimu masihlah hatimu,
dan aku tak cukup indah untuk merengkuhnya
hanya kelancangan,
yang tak juga mungkin untuk mendekapnya

Aku tahu sebesit rasa itu ada disana
namun aku bisa apa?



Medan, 20 Januari 2013
"kepada rasa yang tiada henti mengundang rana"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Obat Trigoxin dan Review "Run" (2020)

Review Film: Bahubali, Klasik tapi Asik

Review Film "Share (2019)": Perjuangan yang Keliru