Review Film "Share (2019)": Perjuangan yang Keliru


Well,
hari ini penulis seperti mendapat wangsit untuk menulis blog ini lagi. Dan topik yang terpilih untuk dituliskan adalah review film. Kali ini saya akan mencoba mereview film berjudul "Share" 2019.


Dari trailernya, penonton akan disuguhkan dengan cerita perjuangan seorang gadis untuk mencari keadilan untuk dirinya, dimana dia menduga bahwa dia dilecehkan secara seksual oleh teman-temannya. Lalu bagaimana akhir perjuangan keadilan itu? Akankah berhasil?


Film "Share" diawali dengan adegan dimana seorang gadis bernama Amanda atau Mandy yang terbangun di halaman rumahnya dalam keadaan kacau sepulang dari pesta. Sialnya, dia tak ingat kejadian apapun saat itu. Keesokan harinya teman-temannya mengirimkan video dan pesan-pesan yang mengagetkannya.


Video itu berisi dirinya yang pingsan di tengah kerumunan teman-teman lelakinya saat pesta. Mandy terlihat pingsan di toilet dan pria-pria itu mengoloknya. Dari banyak lelaki yang disana, hanya wajah AJ (gebetannya) yang terlihat jelas.


Video itu nampaknya disebar ke anak-anak di sekolah mereka sehingga semua teman-temannya membanjirinya dengan pesan Whatsapp menanyakan tentang video tersebut.


Mandy, sejak pulang dari pesta itu sama sekali tidak ingat apa yang terjadi, sehingga ia bingung apakah dirinya diperkosa atau bagaimana. Mandy yang merupakan pemain basket wanita di sekolahnya menjadi murung, dan tidak berkonsentrasi pada sekolahnya lagi.


Ia mencoba bertanya pada AJ apa yang terjadi malam itu. AJ mengatakan tidak ada yang terjadi, ia mengatakan Mandy pingsan setelah kebanyakan minum dan mereka hanya mengolok lewat video karena merasa itu lucu.


Tapi orangtua Mandy menganggap itu tidak lucu, itu hal serius yang harus diusut. Orangtuanya menduga anaknya diperkosa, atau dilecehkan oleh segerombol lelaki di pesta. Mereka memaksa Mandy melapor ke polisi.


Disinilah dilemanya. Mandy merasa ini menyangkut hal privasi yang memalukan, tapi di sisi lain ia juga tidak terima kalau ternyata teman-temannya berkhianat dan melecehkannya. Sehingga dengan terpaksa ia menempuh jalan hukum untuk video itu. Ia bahkan dijauhi teman-temannya karena itu. Teman-temannya menganggap Mandy berlebihan sampai-sampai AJ ditangkap karena menyebarkan video itu.


Bahkan polisi tidak bisa menggali apa sebenarnya yang terjadi pada malam itu, begitu juga teman-temannya.


Dylan, teman Mandy yang nampaknya suka pada Mandy akhirnya mengatakan malam itu dia mengantarkan Mandy hingga depan rumahnya dalam keadaan mabuk berat. Ia tidak menyangka Mandy tidur di halaman hingga sadar.


Oke, dalam film ini kita disuguhi scene-scene kesuraman perasaan Mandy terhadap masalahnya ini. Dari anak yang periang, keluarga yang hangat, berubah menjadi suram seluruhnya.


Alur film ini pun terasa lambat untuk sebuah film yang menawarkan kisah investigasi di dalamnya. Awalnya kita akan berfikir ini adalah kisah gelap kasus pemerkosaan yang penanganan hukumnya lamban oleh berbagai faktor. Di akhir film sendiri, AJ yang sempat jadi tersangka justru bebas karena keluarga Mandy mencabut laporannya.


Satu hal yang membuat keluarga ini mencabut laporannya dengan berat hati adalah video Mandy dalam pesta yang terlihat mabuk dan berciuman panas dengan AJ. Jadi seolah dunia mengatakan dia "gadis liar" sehingga wajar jika mendapat perlakuan pelecehan. Padahal siapapun itu, bahkan pelacur sekalipun, tidak ada yang pantas mendapatkan pelecehan di dunia ini, apalagi anak mereka.


Banyak film yang mengedepankan perjuangan wanita korban pelecehan yang mengalami kebuntuan, namun endingnya mereka menang. Tapi di "Share 2019" ditunjukkan bahwa tidak semua seperti itu, langkah hukum bisa diambil jika sudah berkepastian, jika tidak, Anda akan kalah dan privasi hidup Anda sudah tereksploitasi.


Dalam film ini juga disampaikan yang paling mengerti dengan keadaan itu sebenarnya Mandy sendiri, bukan orangtuanya apalagi orang lain. Seharusnya keputusan untuk menempuh jalan hukum ada di tangan Mandy, sehingga ia tidak menyesalinya.


Nah, untuk spoilernya, di akhir film Dylan mengirimkan kebenaran kepada Mandy? Apa itu?


Yakni sebuah video bahwa Mandy ternyata sempat have sex dengan Dylan di dalam mobil sebelum diantar pulang, dan sepertinya itu bukan pemaksaan. Mandy yang mabuk berat melakukan sex tapi bukan karena diperkosa, itu faktanya.


Jadi selama dua jam film berlangsung, kita dibawa untuk menduga-duga, siapakah pelaku pemerkosaan itu, siapakah perekam, siapakan yang jahat dalam film itu.


Padahal intinya, ini hanya kasus kenakalan remaja yang liar dalam pesta. You know, dalam pesta-pesta remaja di barat apa saja bisa jadi bahan lelucon. Yang tentu saja tidak bisa dibenarkan.


Jadi langkah hukum yang diambil sebenarnya justru membuat Mandy tenggelam. Ia malu pada semua orang di sekolahnya, pada orang-orang di kota dan sebagainya. Pada akhirnya ia hanya menyalahkan dirinya sendiri yang kehilangan kendali saat pesta dan juga terhadap langkah hukum yang dibuatnya. 


Share 2019

Directed by Pippa Bianco

Produced by Carly Hugo, Matthew Parker, Tyler Byrne

Written by Pippa Bianco

Release date: January 25, 2019 (Sundance Film Festival), July 27, 2019 (United States)

Running time: 89 minutes

Cast

Rhianne Barreto as Mandy Lundy

Charlie Plummer as Dylan

Poorna Jagannathan as Kerri Lundy

J. C. Mackenzie as Mickey Lundy

Lovie Simone as Jenna

Nicholas Galitzine as A.J.



(*)










Komentar

Anonim mengatakan…
Nice
Visit my blog too, ok

Postingan populer dari blog ini

Obat Trigoxin dan Review "Run" (2020)

Review Film: Bahubali, Klasik tapi Asik